Sabtu, 26 Januari 2013

Puisi Eto Kwuta/Di Pantai


Di Pantai

I
Kata-kata kurangkai dalam hening
Teriring gemuruh gelombang
Menggusur dukaku hilang
Tiada terbayang
II
Kita berpelukan erat
Sejauh tangan tergenggam kuat
Serasa mengalir darah
Lalu angin mendesir basah
Ssshhhh........
Dan waktu pun menjalang:
Sudah selesai?
III
Katakan ombak
Bahwa kita benar biarkan liar
Letupan hasrat berpagutan basah
Mengalir kepada hatiku  juga hatimu
Ssshhhh.......
Angin terus meronta
Dan kita berbisik:
Sungguhkah cinta!

Boba-Bajawa, 4 Januari 2013

Jumat, 25 Januari 2013

Puisi Eto Kwuta/Pada Sebuah Perjumpaan




pada sebuah perjumpaan

I
izinkan aku menatap parasmu
agar kupahat waktu ini untukmu
hingga tak lekas pergi sisakan hampa
bak embun pergi bersua mentari
pasti tak ada arti, kan?
II
waktu ini terasa liat dan dalam
memahat kata pada kita yang bisu
sayang, izinkan aku melukis cinta di jedah nafasmu
dan membawamu kembali pada kisah semalam
hingga rindu ini menari di mentari
“perjumpaan kita indah
selalu membuat aku merindumu”
III
di detak-detak waktu, kusulam kisah yang terlepas
sisa-sisa memburu hatimu, saat jumpa
bisakah kuselipkan merah mawar ini
untuk sua pertama kita
Mikael, 24 maret 2012



Puisi Eto Kwuta/Tentang Rasa




TENTANG RASA

 Sedang kuracik wajahmu bersama selaksa lamunan ini

Malam yang kalut, semakin kuasa
Ku peluk angin riuh pada bibir suatu
Masa yang biasa
Dan aku terbiasa tak terpaksa
Bersama kecut hati dan sepotong dirimu yang hilang
            “Aku orang tak punya sesuatu
            Apalagi sesuatu yang kupunya cuma satu”
Yaa, inikah diri yang tak kuasa?
Selalu ada rasa ‘tuk merasa, biasa.

                                 
St. Michael-Ledalero, 01 Mei 2012
 
 

September dan Kitab Suci

Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....