Sabtu, 27 April 2013

Puisi Eto Kwuta/Kampung Sendiri



Kampung Sendiri

Maya,

Kampung sepi itu

Sejauh ini ia berterus terang:

Merindumu



Itu kampung

Kampung rindu

Menarikmu merindu ladang

Melumat bukit lalu gunung-gemunung



Kampung itu rindu

Membilang kita mesti kembali

Merumput manisnya burung-burung berlagu
                                                                                                           Menghayat kicau suara para kekasih



Kampung itu kekasih penuh kasih

Mencintaimu indah

Seindah kita terus berladang pada tanah

Tertumpah darah bukan berarti kalah



Kampung adalah keindahan

Semakin jauh engkau memburu mimpi

Rindu selalu abadi di hati

Memanggilmu kembali koyakan tanah bermandi darah



Maya,

Kampung kita sendiri

Kembalilah menanam sendiri kakimu tiada berlari.



Untukmu yang mengajarkan bahwa kampung sendiri itu penuh susu dan madu.



Nita Pleat, 22 April 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

September dan Kitab Suci

Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....