Doa
Doa
Itu perjumpaan
tanpa lupa
“Kenapa kita menjangkau-Nya serupa dupa?”
Kita menangkap rupa
Beroleh sehasta hendak sedepa
:Membohongi siapa?
Nita Pleat, 8 Oktober 2012
Dari mana memulai, di mana berhenti, engkau, aku, kita sudah jauh berpuisi. Aku menunggumu di sepi yang biasa membuat kita, sedikit-sedikit gila.
Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar