Sahabat
(dari
teman lama)
Ku tulis cerita ini, kala jejakmu masih
ada
di sini
Beginilah rasa yang
kujalani:
“bagai air di daun talas aku
sejalan”
Apa kau ingat aku seperti pengemis
paling laku
Laku? Ya, aku selaku diriku
yang mau segera kau melecut
Melecut, agar aku tak dikata bagai pembuntut
Apa kau masih merindu prahara?
Terhempas
waktu yang tiada letih berbincang tentang
Cinta
yang rapuh
Atau,
rindumu masih bicara?
Sudahlah, aku bukanlah neraka yang
menunggumu
Bukan pula surga, tapi aku merasa kita
kalah
Tak ada bahagia yang selamanya kita
rangkai dalam
cinta
Pahit,
terasa pahit!!
Biarlah
aku pergi membawa
Sepotong
hati
Entah.
Barangkali sampai ke musim yang
payah
dan, semuanya tak ‘kan pernah kembali
Biarlah kita bersandar
pada angin.
St. Mikael, 06 may 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar