Minggu, 28 April 2013

Puisi Eto Kwuta/Sahabat (dari teman lama)






Sahabat
(dari teman lama)
Ku tulis cerita ini, kala jejakmu masih ada
di sini
Beginilah rasa yang
kujalani:
              “bagai air di daun talas aku
          sejalan”
Apa kau ingat aku seperti pengemis paling laku
Laku? Ya, aku selaku diriku
yang mau segera kau melecut
Melecut, agar aku tak dikata bagai pembuntut

          Apa kau masih merindu prahara?
          Terhempas waktu yang tiada letih berbincang tentang
          Cinta yang rapuh
          Atau, rindumu masih bicara?
Sudahlah, aku bukanlah neraka yang menunggumu
Bukan pula surga, tapi aku merasa kita kalah
Tak ada bahagia yang selamanya kita rangkai dalam

cinta
          Pahit, terasa pahit!!
          Biarlah aku pergi membawa
          Sepotong hati
          Entah. Barangkali sampai ke musim yang
          payah
          dan, semuanya tak ‘kan pernah kembali
Biarlah kita bersandar pada angin.
                                       
St. Mikael, 06 may 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

September dan Kitab Suci

Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....