Minggu, 28 April 2013

Puisi Eto Kwuta/ Hujan



Hujan

sengaja engkau mengecup basah rerumptuan
meleleh di ujung mata menawan, dari awan yang perawan
turun ke bumi, memeluk hitam-kelam tanah lalu terdiam
di ujung waktu. kau terus merayu waktu dengan merinai
indah di batas senja, meliuki daun-daun menari ria
pada tetes-tetes bisu yang tercurah dari ketidakalpaanMu
yang dalam bersama adaMu di bola mataku.

St. Arnoldus Nitapleat, 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

September dan Kitab Suci

Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....