Hujan
sengaja engkau mengecup basah rerumptuan
meleleh di ujung mata menawan, dari awan yang perawan
turun ke bumi, memeluk hitam-kelam tanah lalu terdiam
di ujung waktu. kau terus merayu waktu dengan merinai
indah di batas senja, meliuki daun-daun menari ria
pada tetes-tetes bisu yang tercurah dari ketidakalpaanMu
yang dalam bersama adaMu di bola mataku.
St. Arnoldus Nitapleat, 2013.
sengaja engkau mengecup basah rerumptuan
meleleh di ujung mata menawan, dari awan yang perawan
turun ke bumi, memeluk hitam-kelam tanah lalu terdiam
di ujung waktu. kau terus merayu waktu dengan merinai
indah di batas senja, meliuki daun-daun menari ria
pada tetes-tetes bisu yang tercurah dari ketidakalpaanMu
yang dalam bersama adaMu di bola mataku.
St. Arnoldus Nitapleat, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar