Tentang
Pemimpi (1)
Di tebing waktu
Membuntut musim yang terus meruncing
Sisakan keping-keping rindu
Patah tumbuh hilang berganti
Mendiami hati seorang perantau
Akankah mimpi dia jadi setitik tanur
Menyala pada tapal cita yang semarak
Atau ‘kan berubah jadi kuntum
Menghiasi pagi hari di sini
Barangkali dia terselip
Terpekur dan tertambat pada aura zaman yang terus memanggil
Hingga rasa kecut melekat
Tentang
Pemimpi (2)
Galau membingkai setiap musimmu
Serupa kabut hitam memburu langkahmu
“Apa benar mimpi itu seperti kabut hitam menghantui
hayalmu?”
Masih ada rembulan mengintip di balik awan itu
Dan selaksa bintang menyemaraki duniamu
Apa kau takut memetiknya?
Datanglah malam ini
Pasti habis gelap ini terbitlah terang
Barangkali kau memetik matahari esoknya
St. Mikael, 07 mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar