Sabtu, 13 Agustus 2022

Ke Rumah Sakit Minggu

Ada bulan, bintang, dan rindu yang melintang ke arah kamu. Pet duduk di bawahnya dengan rindu tanpa nama, tiada bentuk, tiada batas. Pet memandang ke atas dan melihat betapa langit jauh tiada batas dan rindu semakin mengeras dan mengalif deras.

Di lapangan, pinggir kampung, Pet duduk memandang bulan. Bulan separuh dan dia juga melihat ada rindu yang separuh. Rindu pada mantan. Mantan atau lebih tepatnya mutan yang lahir 2000-an tahun lalu, masih ada dan mondar-mandir di malam minggu. Mantan yang berkelas dan Pet membayangkan kalau kelasnya mantan sudah pasti berkelas. Jika dilihat dari rupanya, mantan itu mutan yang sedang sakit, tapi membuat seolah tidak sakit. 

Hati sakit dan sakit-sakitan para mantan adalah bukan sakit musiman, melainkan sakit mainan yang dimainkan dengan cara bermain tali. Pet masih duduk. Dia melihat mantannya mengambil tali bendera dan juga bendera. Ia menonton sebuah teka-teki yang dimainkan oleh perempuan yang bernama "Mabeta".

Mabeta mengikat tali pada tulang keringnya dan menempelkan merah-putih pada pipinya. Ia merasa bangga dengan senyum yang ranum di wajahnya. Dan, Pet turut merasa bangga dengan Mabeta. Tiba-tiba, Mabeta mengajak. 

"Pet, Mari bermain tali!" teriaknya dari jauh. Lalu, Pet mendengar desahan-desahan Mabeta yang nakal di sana-sini. Mabeta telah menyiapkan tiang bendera untuk menggantung hatinya.

"Lebih baik saya menggantung hati saya, daripada saya menggantungmu di perjalanan ke rumah sakit Minggu," kata Mabeta.

Pet kaget. Ia bangun dan berjalan terus ke rumah sakit. Di sana, dia melihat bahwa bukan hati Mabeta yang mengantung di sudut sunyi, tapi hatinya sendiri. Dia berlutut dan tekuk di bawah kaki-Nya. 

"Minggu lalu aku di Kupang dan lupa pulang ke sarang. Sekarang aku pulang dan melihat bahwa aku digantung seperti bendera. Hatiku adalah bendera. Merah-putihnya adalah satu perjuangan. Maka, kibarkanlah hatiku kepada hati siapa saja, yang mampu mencintaiku seperti cinta-Mu padaku. Cinta tanpa tali.  Cinta tanpa ada kata 'pemali'. Karena merdeka tidak mengenal haram, tapi merdeka itu mengenal siapa yang jujur dengan dirinya sendiri dan lebih tingginya, jujur dengan yang sedang digantung di atas itu," kata Pet sambil memakukan seluruh dirinya di sebuah perjalanan. Perjalanan ke Rumah Sakit Minggu.


#Remah-remah kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

September dan Kitab Suci

Agustus sudah pergi. September datang seperti sedang berlari. Angin kencang tak digubrisnya. Dingin kota Ende tak berarti di dalam tubuhnya....